Selamat Datang di Media Online KUA Kecamatan Mandalawangi Kab. Pandeglang - Banten "Terimakasih Sudah Tidak Memberikan Imbalan Atas Pelayanan Yang Kami Berikan"

MATERI SUSCATIN

PERKAWINAN DI INDONESIA
MAKALAH DISAMPAIKAN PADA KURSUS CALON PENGANTIN DI KUA KEC. MANDALAWANGI


I.     PENDAHULUAN
       Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan adalah UU No.1 Th.1974  dan Peraturan Pemerintah No.9 Th.1975 tentang pelaksanaan UU.No.1 Th.1974.  Dua peraturan perundang-undangan tersebut merupakan aturan perkawinan yang terbaru yang menghapus semua aturan perkawinan yang lebih dahulu ada sepanjang telah diatur dalam UU No.1 tersebut.

II.   MENGENAL  PERKAWINAN
Pasal 1. UU Nomor 1 Th.1974 menyatakan : “ Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang  wanita  sebagai  suami isteri  dengan tujuan membentuk keluarga  ( rumah tangga)  yang  bahagia dan kekal  berdasarkan  Ke Tuhanan Yang Maha Esa “
Dari pasal 1  tersebut  dapat  diambil  pengertian bahwa  ada 5 (lima) hal penting yang terangkum didalamnya , yaitu :
1.      Ikatan lahir batin
2.      Antara  seorang pria dengan seorang wanita.
3.      Sebagai suami isteri.
4.      Tujuan  membentuk keluarga bahagia yang kekal
5.      Berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa.

III.  CARA MENCAPAI TUJUAN PERKAWINAN
Tujuan  perkawinan  tidak  akan terwujud tanpa diusahakan ,  dan cara mewujudkannya menurut ketentuan psl.1 UU. No.1 Th.1974  adalah harus berdasarkan Ke Tuhanan Yang Maha Esa ,  artinya harus berdasar agama masing-masing.  Semua  yang diperintah oleh  agama laksanakan walaupun pahit buat rumah tangga, dan semua yang dilarang  oleh agama hindari walaupun membahagiakan.
Untuk mencapai rumah tangga bahagia menurut agama Islam antara lain sekurang-kurangnya melaksanakan 4 (empat) hal yaitu :

1.    Niat kawin karena Allah
( Pasal. 6 ayat (1). UU.No.1 Tahun 1974 )
Sebelum melaksanakan  perkawinan mulailah dengan menata hati  , luruskan niat yaitu  “ niat kawin karena Allah”  karena kawin adalah perintah Allah seperti dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat (3).
فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء  
Terjemahnya :
“Maka nikahilah olehmu  (laki-laki) wanita-wanita yang kamu senangi”

2.    Melaksanakan kewajiban masing – masing.
Sesaat setelah perkawinan dilaksanakan  maka melekatlah dipundak suami isteri  kewajiban – kewajiban dalam  rumah tangga . sebagaimana termuat  dalam UU No.1 Th.1974  psl. 30 s/d 34.
Kewajiban – kewajiban  tersebut  sbb :
A.     Kewajiban Suami
a.       Kewajiban materiil
b.      Kewajiban inmateriil.

Ad.a. Kewajiban materiil , ada dua macam :
·         Kewajiban yang hanya satu kali seumur perkawinan ; yaitu “Mahar” , dasarnya : Al-Qur’an S.4 An Nisa ayat (4)  :

وَآتُواْ النَّسَاء صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً
            Terjemahnya :
            “Berikanlah  maskawin  (mahar)  kepada  wanita   (yang  kamu
              kawini)  sebagai pemberian yang penuh kerelaan “
-          Psl.2 ayat(1)  dan  Psl.34 ayat (1) UU.No.1. Tahun 1974.

·         Kewajiban terus menerus.
       *  Nafkah    ( Psl.34. UU.No.1 Tahun 1974)
       *  Tempat tinggal    (Psl.32, 34 ayat (1). UU.No.1 Tahun 1974)
                                   
                                      Dasarnya :
                             Al Qur’an S. Al Baqarah ayat (233) 
وَعلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Terjemahnya :
“ Dan kewajiban ayah memberi makanan dan pakaian kepada para
   ibu dengan cara yang wajar”

                                          Al Qur’an S. At Thalaq ayat (6)
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنتُم مِّن وُجْدِكُمْ  
  Terjemahnya :
“Tempatkanlah   mereka  (isteri-isteri) dimana  kamu   bertempat
  tinggal”
  Psl. 34.UU.No.1 Tahun 1974.

Ad.b. Kewajiban inmateriil ,  ada  empat  macam :
·         1.Mempergauli isteri dengan ma’ruf. (Psl.33,34.UU.No.1 Th.1974)
Dasar Al Qur’an,  S.An.Nisa ayat (19)
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ   
          Terjemahnya :
           “Pergaulilah mereka dengan cara yang ma’ruf ( patut )”
·         2.Menjaga dan melindungi isteri. (Psl.34. UU.No.1 Th.1974)
Dasar Al Qur’an, S. An Nisa ayat (34)
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء      
           Terjemahnya :
           “Kaum lelaki itu adalah pemimpin (pengayom) bagi kaum wanita”
·         3.Mendidik isteri.  (Psl.34.UU.No.1 Th.1974)
Dasar  Al Qur’an , S. At Taghabur ayat (14)
إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ    
            Terjemahnya :
“Sesungguhnya diantara isteri-isteri mu dan anak-anakmu ada
  yang menjadi musuhmu , maka hati-hatilah terhadap mereka”.

·         4.Semua  yang baik-baik dilakukan untuk kemaslahatan keluarga.
Dasar hukum: Psl.34 UU.No.1. Th.1974)

B.     Kewajiban Isteri.
a.       Patuh  dan setia kepada  suami.  (Psl.33. UU.No.1.Th.1974)
Dasar Al Qur’an , S. An Nisa  ayat  (34)

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ
                      Terjemahnya :
                        “Wanita yang shalihat ialah yang taat kepada Allah, kepada suaminya,
                           lagi menjaga diri dibalik pembelakangan suami”

b.      Mengakui kepemimpinan suami. (Psl.31 ayat (3). UU.No.1.Th.1974)
Dasar Al Qur’an, S. An Nisa ayat (34)
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء      
     Terjemahnya :
                       “Kaum lelaki itu adalah pemimpin (pengayom) bagi kaum wanita”
                  
c.       Mengikuti tempat tinggal suami.  (Psl.32.UU.No.1.Th.1974)
Dasar  Al Qur’an S.At Thalaq  ayat (6)
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنتُم مِّن وُجْدِكُمْ      
          Terjemahnya :
          “Tempatkanlah  mereka ( isteri-isteri mu) dimana kamu bertempat  tinggal menurut kemampuanmu”

d.      Mengatur tempat kediaman bersama.(Ps.34 ayat (2) UU.No.1 Th.1974
والمرأة راعية في بيت زوجها      ( الحد يث )
          Terjemahnya :
          “Dan para isteri adalah pemimpin didalam rumah (yang disediakan)
          oleh suami”

e.       Dan melakukan kegiatan yang ma’ruf untuk keharmonisan rumah tangga. (Psl.30 UU.No.1 Th.1974)